Selasa, 05 Januari 2010

Gus Dur & Frans Seda Jadikan Teladan

WAFATNYA KH Abdurrahman Wahid dan Frans Seda merupakan kehilangan luar biasa bagi kita. Gus Dur dan Frans sangat layak jika diusulkan sebagai pahlawan karena jasa keduanya di Indonesia.

Harus diakui, usulan agar Gus Dur jadi pahlawan, sangat deras. Bukan mau pilih kasih, tapi memang peran dan jasa Gus Dur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara luar biasa. Namun demikian, soal pemberian kepahlawanan untuk Gus Dur dan dan Frans Seda, semua terpulang kepada pemerintah juga .

Usulan agar Gus Dur mendapat gelar pahlawan nasional juga mengalir dari berbagai kalangan. Tiga parpol, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada almarhum.

Presiden keempat RI yang wafat Rabu (30/12/09), dinilai sangat berjasa terhadap pembangunan bangsa dan negara, serta pembangunan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).

Pemberian gelar pahlawan nasional, memiliki mekanisme yang sudah diatur dalam UU 20/2009. Berdasarkan peraturan itu, usulan pemberian gelar pahlawan nasional bisa diajukan perseorangan, lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah daerah, organisasi, atau kelompok masyarakat.

Usul itu dilengkapi riwayat hidup diri atau keterangan mengenai kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi, riwayat perjuangan, jasa, serta tugas negara yang dilakukan calon penerima gelar. Usulan itu kemudian dibahas Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Pemerintah sendiri menyatakan mendukung pemberian gelar pahlawan nasional bagi Abdurrahman Wahid. Meski demikian, usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada presiden keempat RI itu tetap melalui prosedur yang telah ditetapkan UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Kini banyak partai politik melihat antusiasme publik terhadap Gus Dur saat meninggal setidaknya bisa menjadi sarana untuk meningkatkan simpati publik.

Tentu ada yang lebih penting sebenarnya sepeninggal Gus Dur yakni menyuburkan pemikiran dan gagasannya tentang pluralism, pembelaan kepada kaum marginal dan minoritas. Tidak salah, bila Presiden SBY, dan seluruh partai politik menyemaikan pemikiran Gus Dur dalam praktik berbangsa dan bernegara.

Gus Dur layak menjadi pahlawan nasional karena sikapnya membela kebinekaan bangsa ini. Sikap itu menempatkan masyarakat Indonesia memiliki hak dan derajat yang sama dalam pergaulan sehari-hari maupun di depan hukum.

Selain itu, Gus Dur berhasil membangun modal sosial yang menumbuhkan saling percaya, sehingga tidak ada kecurigaan atau prasangka dalam masyarakat. Gus Dur berani membela apa yang diyakininya sebagai kebenaran sekalipun melawan arus masyarakat.

Gus Dur adalah tokoh yang humanis dan menjunjung tinggi kebhinekaan bangsa ini. Selamat jalan gus Dur, selamat jalan Pak Frans. Kita meneruskan perjuangan anda, sampai kapan pun.(red/*inc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails