JAKARTA Utara sejak dulu dikenal sebagai pusat perdagangan. Terbukti, sejak jbangsa Belanda menggusai Indonesia, pelabuhan Sunda Kelapa yang terletak di bagian barat Jakarta Utara ini begitu sibuk dengan berbagai bangsa yang beradu nasib di Batavia (Jakarta).
Selain. Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pusat perdagangan. Belanda menjadikan Sunda Kelapa Hingga sampai ke Kali Besar menjadi pusat pemerintahan untuk bisa menguasai Batavia (Jakarta). Hal ini dapat dilihat puluhan bangunan tua peninggalan Belanda yang sampai saat ini masih terlihat kokoh berdiri.
Pekembangan pedagangan yang begitu pesat di pelabuhan Sunda kelapa. Kemudian area pelabuhan yang hanya kurang lebih lima hektar itu, hanya dapat disinggahi kapal – pakal bertonase kecil saja. Sehingga dianggap tidak layak lagi untuk dijadikan pelabuhan perdagangan.
Maka, pemerintah Indonesia dalam hal ini PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) membanggun sebuah pelabuhan yang lebih besar dan bertaraf internasional, yang dapat disinggahi berbagai jenis kapal – kapal bertonase ribuan ton. Serta membangun berbagai fasilitas berupa gudang penampung barang, terminal container dan terminal penumpang.
Sehingga tidak heran bila aktifitas perdagangan begitu ramai di Pelabuhan Tanjung Priok. Maka, Jakarta Utara mendapat julukan sebagai pintu gerbang ekonomi Ibukota Metropolitan Jakarta. Sebab, masuk keluar barang yang hanya melalui satu pintu yaitu pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun, sayang. Julukan pintu gerbang ekonomi Jakarta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebab masih menjadi tontonan yang kurang enak setiap hari kamis dan jumat. Karena kemacetan yang begitu panjang bila mau masuk Pelabuhan Tanjung Priok.
Bila ditelusuri penyebabnya, hanya sepele saja. Yaitu masih banyak jalan yang rusak serta saluran air mampet sehingga pada musim hujan masih terlihat banjir disana – sini. Belum lagi infrastruktur yang ada di dalam pelabuhan perlu diperbaiki. Padahal, bila kita melihat pelabuhan – pelabuhan bertaraf internasional yang ada di Negara – Negara lain tidak menemukan keanehan seperti yang terjadi di Jakarta Utara.
Untuk itu, perlu adanya perhatian pemerintah pusat dalam hal ini PT Pelindo dan khususnya pemerintah Kotamadya Jakarta Utara mengatasi problema tersebut. Pemda kotamadya Jakarta Utara dan PT Pelindo jangan hanya tutup mata saja. Tetapi perlu membangun infrastruktur yang baru serta memperbaiki jalan – jalan yang rusak maupun saluran air serta membangun akses jalan tol yang langsung masuk ke pelabuhan Tanjung Priok serta membangun terminal container. (red/jek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar